Solusi Vinyl untuk Musik

Internet menjanjikan masa depan yang tidak repot. Kini, membaca berita tidak perlu menunggu kabar terbaru dicetak di atas kertas koran yang baru beredar esok hari.

Solusi Vinyl untuk Musik
Petugas quality control melakukan pengecekan produk piringan hitam di fasilitas produksi PHR Pressing di Cengkareng, Tangerang. (Courtesy of PHR Pressing)
Table of Contents

Internet menjanjikan masa depan yang tidak repot. Kini, membaca berita tidak perlu menunggu kabar terbaru dicetak di atas kertas koran yang baru beredar esok hari. Menambah pengetahuan kini bisa dilakukan dengan membaca buku atau jurnal dari Kindle, e-Book atau online subscription tanpa harus membeli di toko buku atau menyewanya di perpustakaan. Juga, jika Anda ingin mendengarkan musik, yang diperlukan hanya menyentuh tombol app Spotify atau YouTube Music, tanpa perlu harus membeli cakram padat (CD) atau kaset dan memutarnya dengan stereo-set yang mahal.

Namun kapan Anda terakhir kali membaca berita di gawai secara online dan benar-benar merasa mendapat informasi yang bermutu, sebelum dialihkan ke tema lain yang tidak benar-benar penting. Atau dengan begitu banyak e-Book yang menumpuk di Kindle atau Ipad, kapan Anda benar-benar selesai membaca satu buku dan tidak memilih untuk scrolling tanpa akhir di media sosial. 

Risiko yang sama terjadi ketika pendengar memilih mendengarkan musik melalui wahana streaming. Sama seperti membaca buku format maya e-Book, mendengarkan musik dengan cara streaming melalui perangkat telepon genggam memiliki resiko di mana Anda tidak benar-benar mendengarkan musik, di mana lagu yang Anda putar malah menjadi background noise yang gampang diacuhkan. 

woman laying on bed near gray radio
Photo by Eric Nopanen / Unsplash

Musik adalah bentuk manifestasi budaya yang terlalu mahal untuk diacuhkan. Musik juga terlalu berguna untuk tidak dipedulikan. Sudah banyak riset yang membuktikan bahwa musik jika diperdengarkan pada anak di usia-usia tumbuh akan membantu kecerdasan dan meningkatkan kemampuan kognitif mereka.

Pada ekstrim yang lain, sudah banyak riset ilmiah juga yang menyimpulkan bahwa musik bisa mencegah munculnya masalah dementia dan kehilangan kemampuan kognitif pada usia lanjut. Di luar fungsi musik yang terapeutik seperti itu, pada akhirnya bagi kebanyakan dari kita musik adalah sarana hiburan, pelepas lelah, dan jikalau Anda bukan seorang penikmat kesenian garis keras, musik adalah bentuk apresiasi seni yang paling mudah dan murah untuk dilakukan.

mendengarkan musik dengan cara streaming melalui perangkat telepon genggam memiliki resiko di mana Anda tidak benar-benar mendengarkan musik

Spotify, Apple Music, dan YouTube dan layanan streaming yang lain, yang menihilkan keterikatan musik dengan aspek fisiknya memiliki kecenderungan untuk menisbikan makna musik. Selama hampir 100 tahun, dimulai ketika musik pertama kali direkam di silinder besi Thomas Alfa Edison, sampai pada sekitar dua dekade lalu ketika musik banyak dicetak dalam format cakram padat (CD), bentuk kesenian ini memilki hubungan yang tidak terpisahkan dengan aspek fisiknya. Anda bisa menjadi kolektor piringan hitam, CD, dan kaset, namun tidak akan pernah ada kolektor file MP3 atau file musik resolusi tinggi FLAC. 

Selama seratus tahun terakhir, pengalaman mendengarkan rekaman musik selalu melibatkan konsumsi sarana fisiknya dan di era ketika dunia belum terlalu terhubung oleh internet dan media sosial, ritual mendengarkan musik hanya bisa dilakukan di dalam kesunyian, melibatkan musik yang diputar melalui stereo yang paling mahal dengan amplifier dan speaker berharga miliaran sampai dengan menggunakan boombox murah yang bisa dibeli di Pasar Palmerah. 

Mendengarkan musik untuk memperkaya batin kini semakin sulit dilakukan pada saat ketika sebagian besar konsumen memilih untuk tidak repot dengan hanya mengandalkan apa yang ditawarkan oleh platform streaming

black and gray exercise equipment
Photo by Alexander Sinn / Unsplash

Namun ada sebagian dari konsumen—yang kini jumlahnya semakin besar—yang menolak untuk menyerah dan justru mencari cara yang paling repot, paling ruwet dan paling mahal untuk mendengarkan, mereka yang memilih untuk mendengarkan musik melalui format piringan hitam atau vinyl. 

Bagi Anda yang tidak terlalu akrab dengan dunia musik, ini tentu saja sangat mengejutkan. Piringan hitam adalah format penyimpan musik yang lahir sekitar 80 tahun yang lalu dan sudah ditinggalkan dan hampir mati di akhir dekade 1980-an ketika dunia beralih ke format cakram padat. 

Dari sisi kepraktisan, piringan hitam adalah format yang paling tidak bersahabat, karena untuk bisa mendapatkan kepuasan maksimal dan format ini, Anda harus mengeluarkan banyak uang untuk membangun stereo system yang layak, dari mulai speaker, amplifier sampai alat pemutar turntable dengan segala macam tetek-bengeknya (jarum dan cartridge kualitas standar saja hanya bisa dibeli dengan harga Rp 3.000.000 sampai Rp 10.000.000. Hanya untuk jarum!). Bahkan piringan hitam juga bukan barang yang murah (Rilis ulang album-album rock klasik seperti The Who, The Beatles atau The Rolling Stones bisa didapatkan dengan harga Rp 600.000 sampai Rp 800.000. Atau jika Anda ingin membeli rilis high-end dari label Mobile Fidelity, harga album yang sama bisa mencapai Rp 3.500.000). 

brown and silver vinyl record player
Photo by QingYu / Unsplash

Namun meski dengan segala kerepotan dan kemahalan prosesnya, semakin banyak pecinta musik di Indonesia yang memilih jalan sunyi piringan hitam. Setiap tahun, acara rutin seperti Record Store Day, membludak didatangi oleh pecinta musik yang sebagian besar adalah Generasi Z. Mereka adalah anak-anak muda yang sempat kehilangan kontak dengan format fisik, namun menemukan jalan mereka menuju piringan hitam.

Juga, toko-toko piringan hitam yang semakin menjamur di Jakarta, dari mulai PHR Records, Atlas, Turn and Turn tidak pernah sepi dari kunjungan pembeli. Pusat-pusat penjualan piringan hitam second-hand dan pre-loved seperti di Blok M Square, Pasar Santa atau Mangga Dua Mall selalu ramai dan tidak hanya di akhir pekan saja. Tidak hanya di Jakarta, di kota-kota kelas dua seperti Bandung, Solo, Yogyakarta dan Surabaya, semakin banyak toko-toko piringan hitam yang menjual koleksi yang tidak kalah maju dengan record store di Tokyo, Chicago atau Berlin. 

Pusat-pusat penjualan piringan hitam second-hand dan pre-loved seperti di Blok M Square, Pasar Santa atau Mangga Dua Mall selalu ramai

Ekosistem yang terbangun dari supply and demand ini menjadi semakin lengkap ketika pada pertengahan tahun 2023 berdiri sebuah pabrik piringan hitam di Cengkareng, Tangerang, sebuah fasilitas produksi penggandaan piringan hitam bernama PHR Pressing yang beroperasi kembali setelah hampir setengah abad absen dari Indonesia. (Pabrik terakhir di Indonesia yang dioperasikan oleh perusahaan rekaman milik negara Lokananta di Surakarta tutup pada awal dekade 1970-an).  

Pendirian pabrik penggandaan piringan hitam ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan label-label musik di Indonesia yang hendak merilis musik dari artis lokal dalam format tersebut. Dan hampir 85 persen album yang dicetak oleh PHR Pressing adalah musik baru dari artis-artis muda seperti Bernadya, Petra Sihombing, Nadin Amizah dan Hindia. Fakta ini sekaligus mematahkan anggapan bahwa piringan hitam adalah format nostalgia yang diperuntukkan untuk memutar musik-musik tua. Alih-alih, piringan hitam kini adalah trend terbaru industri musik global. 

Tentu saja, trend ini tidak akan berarti banyak tanpa kemajuan nyata dari sisi bisnis, dan data menunjukkan adanya kemajuan dan peluang besar dari bisnis piringan hitam. Pada tahun 2023 nilai total angka penjualan piringan hitam adalah US$239.4 juta dan terus diproyeksikan naik menjadi $275.31 juta pada tahun 2024. Angka ini diperkirakan akan terus naik menjadi sekitar $3.5 milliar pada tahun 2033. Dari tahun 2016 sampai tahun 2023, jumlah penjualan piringan hitam naik dari 13.1 juta keping menjadi 49.6 juta, sebuah lonjakan lebih dari 300 persen dalam waktu delapan tahun. 

 Musik, jika dinikmati secara benar—dan hanya melalui format piringan hitam—tidak hanya memperkaya batin, namun bisa menciptakan solusi bisnis yang berarti bagi semua yang terlibat di industri ini.