Perekonomian Indonesia pada triwulan III-2025 menunjukkan kinerja yang positif sesuai target. Secara tahunan (y-on-y), perekonomian tumbuh 5,04%. Pertumbuhan ini terjadi di hampir seluruh lapangan usaha, kecuali sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami kontraksi paling dalam.
Pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada kelompok lapangan usaha jasa. Jasa pendidikan tumbuh 10,59%, jasa perusahaan 9,94%, dan jasa lainnya 9,92%. Sementara, industri pengolahan tumbuh moderat sebesar 5,54%. Keempat lapangan usaha ini menjadi motor penggerak perekonomian di triwulan ketiga tahun ini.
Industri pengolahan masih menjadi penopang utama perekonomian Indonesia yang mengambil porsi terbesar, yaitu 19,15%. Disusul oleh lapangan usaha pertanian (14.35%) dan perdagangan (13,19%).
Industri pengolahan tumbuh didorong oleh meningkatnya permintaan domestik dan luar negeri. Terutama pada kelompok industri logam dasar yang tumbuh 18,62% dan kelompok industri kimia, farmasi, dan obat tradisional yang tumbuh 11,65%. Selain itu, industri makanan dan minuman tumbuh 6,5%.
Konstruksi dan pertambangan masuk dalam lima besar lapangan usaha yang berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Sayangnya, kedua lapangan usaha ini di triwulan ketiga tahun ini mengalami penurunan kinerja. Sektor konstruksi tumbuh 4,21%, lebih kecil dibandingkan triwulan III-2024 yang tumbuh 7,48% secara tahunan.
Satu-satunya lapangan usaha yang mengalami kontraksi adalah pertambangan dan penggalian sebesar 1,98%. Padahal, di triwulan III-2024 tahun lalu sektor ini tumbuh 3,46%. Menurunnya kinerja di sektor pertambangan dan penggalian ini antara lain dipengaruhi oleh turunnya harga sejumlah komoditas hasil tambang. Harga batubara, misalnya, di triwulan ini turun 21,57%, harga nikel turun 7,42%, dan harga minyak mentah turun 13,45% secara tahunan.
Lapangan usaha jasa pendidikan, satu dari tiga kelompok jasa yang tumbuh tinggi, di triwulan III tahun ini mencatatkan pertumbuhan fantastis yang mencapai 10,59%. Bandingkan dengan triwulan III tahun lalu yang hanya sebesar 2,56%. Pertumbuhan yang tinggi ini antara lain dipengaruhi oleh faktor dimulainya tahun ajaran baru dan peningkatan belanja fungsi pendidikan.
Pertumbuhan yang tinggi di sektor-sektor jasa mengindikasikan adanya pergeseran permintaan dan potensi pertumbuhan baru yang signifikan di sektor jasa. Meskipun kontribusi terhadap PDB sektor-sektor ini masih tergolong kecil (sekitar 2%), laju pertumbuhannya yang pesat menjadi momentum pemulihan dan reorientasi investasi di sektor human capital dan layanan profesional.