Segera Hadir Pil Obesitas yang Mampu Membakar Kalori Tanpa Susah Payah

Obat penurun berat badan pertama di dunia, yang mampu membakar kalori tanpa mengurangi nafsu makan dan aman bagi menusia, berhasil menyelesaikan uji coba Fase 1.

Segera Hadir Pil Obesitas yang Mampu Membakar Kalori Tanpa Susah Payah
Photo by Total Shape / Unsplash

Kabar nan menggembirakan buat kaum gendut yang ingin menguruskan tubuh. Baru-baru ini, para ilmuwan dari Institut Pasteur de Montevideo (IP Montevideo) dan University of the Republic (Udelar), Uruguay, membuktikan bahwa molekul kecil SANA mampu membakar lemak secara efektif.

Penelitian praklinis ini sukses diujikan pada tikus dengan metode yang sebelumnya belum pernah dieksplorasi. Dan, hasilnya menjanjikan: aman bagi manusia.

SANA adalah obat yang pertama di dunia dalam beberapa hal:

  • Obat molekul kecil pertama yang diproduksi oleh perusahaan bioteknologi Amerika Selatan, Eolo Pharma (didirikan oleh penemunya).
  • Obat pertama yang dikembangkan sepenuhnya di Uruguay.

"Hasil ini membuka jalur terapi baru untuk obesitas dan gangguan metabolisme—yang melengkapi terapi GLP-1. Tetapi, ini berfokus pada meningkatkan kapasitas pembakaran energi tubuh, bukan sekadar menekan nafsu makan," kata Carlos Escande, peneliti di IP Montevideo dan anggota Eolo Pharma.

SANA terbukti aman dan dapat ditoleransi dengan baik oleh manusia. Meskipun bukan fokus uji Fase I, obat ini juga mengurangi indeks massa tubuh (IMT) dan kadar gula darah pada 44 partisipan. Kelompok yang menerima dosis tinggi kehilangan rata-rata 3% berat badan hanya dalam dua minggu—tanpa kehilangan massa otot—dibandingkan dengan yang memakai plasebo.

Selain itu, SANA tidak memengaruhi nafsu makan dan meningkatkan glukosa puasa serta resistensi insulin tanpa intervensi lain. Berbeda dengan terapi GLP-1, massa otot tetap terjaga – bahkan meningkat dalam studi praklinis pada tikus.

Tidak ada efek samping serius

Yang juga menjanjikan, tidak ada efek samping serius yang dilaporkan selama dua minggu, bahkan pada dosis tertinggi (800 mg). Dampak jangka panjang akan dievaluasi dalam fase uji coba selanjutnya.

"Tentu tetap ada tantangan besar, namun sangat memuaskan melihat hasil uji manusia mengikuti tren yang sama dengan model laboratorium kami," ujar Karina Cal, penulis utama studi dan peneliti di IP Montevideo.

Namanya juga obat, tentu ada risiko potensial bagi pengasupnya. Lantaran sifatnya yang permanen, jika SANA menempel pada protein non-target, bisa memicu perubahan biologis yang tidak diinginkan atau reaksi imun.

Nah, risiko ini akan diteliti lebih lanjut dalam uji Fase II (dimulai akhir 2025) yang melibatkan lebih banyak peserta, termasuk penderita diabetes tipe 2.
"Kami bangga menjadi perusahaan biotek pertama di Amerika Selatan yang membawa molekul kecil dari desain hingga uji klinis," kata Pía Garat, CEO Eolo Pharma.

"Kami berharap terapi pionir ini bisa membantu pasien obesitas di seluruh dunia," ucapnya.

Sumber: Institut Pasteur de Montevideo, dikutip Nature Metabolism