Kinerja pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) dalam satu tahun dinilai stabil dan masih ada ruang untuk berkembang.
Hal ini berdasarkan hasil riset lembaga independen IndoStrategi atas evaluasi kinerja kabinet Merah Putih yang dilantik pada 20 Oktober 2024.
Secara umum, pemerintahan Prabowo-Gibran mendapatkan skor rata-rata 3,07 dari skala 0-5 artinya pemerintahan Prabowo-Gibran masuk kategori sedang. Skala 0 menunjukkan buruk dan skala 5 menunjukkan baik. Secara terperinci, skor 0-2 untuk kinerja buruk, skor 2-4 kinerja sedang, dan skor 4-5 kinerja baik.
Riset ini dilakukan pada awal September hingga 13 Oktober 2025 terhadap 424 responden dari 34 provinsi di Indonesia dengan menggunakan metode purposive sampling.
Responden dipilih berdasarkan kriteria pendidikan minimal strata satu (S1) dan memiliki pekerjaan tetap seperti guru, dosen, aktivis, karyawan, hingga pengusaha.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan bersifat tertulis yang dijawab dengan penilaian berdasarkan skor dengan skala 0-2 (rendah), 2-4 (sedang), dan 4-5 (tinggi).
Direktur Riset IndoStrategi Ali Noer Zaman mengatakan sejumlah pencapaian positif telah dilakukan pemerintahan Prabowo-Gibran terutama dalam bidang pemberantasan korupsi yang mendapat skor 3,50 (kategori sedang menuju baik).
Namun, publik masih menantikan terobosan baru dalam bidang stabilitas harga pangan (3,00), penegakan hukum dan HAM (2,93), serta penciptaan lapangan kerja (2,65) yang masih berada pada kategori sedang.
“Publik juga memberikan apresiasi terhadap keberanian pemerintah melakukan reshuffle kabinet untuk kinerja yang lebih baik,” ujar dia dalam Konferensi Pers Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran” di Jakarta (17/10).
Meski begitu, masyarakat masih menunggu realisasi janji besar pemerintahan seperti program “17+8” yang menjadi agenda prioritas nasional.
Sejumlah bidang pemerintahan juga dinilai cukup baik seperti stabilitas politik dan keamanan (3,16), demokrasi dan kebebasan (3,14), serta transparansi dan akuntabilitas pemerintahan (3,12). Sementara bidang investasi dan pertumbuhan ekonomi (3,09) serta stabilitas harga barang (3,00) juga menunjukkan tren positif.
Program unggulan dan prioritas presiden
Indostrategi juga melakukan riset terhadap Program Kerja pemerintahan Prabowo-Gibran, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tercatat sebagai program unggulan dengan peringkat terendah dari program lain. Ranking 1 ditempati program cek kesehatan gratis atau CKG. “Program Makan Bergizi Gratis mendapatkan skor sedang sebanyak 2,68,” ujar Ali.
Skor 2,68 untuk MBG tergolong sedang, namun dibanding program-program lain yang disurvei oleh IndoStrategi, skor tersebut masih tergolong rendah. Adapun penyebab rendahnya skor tersebut dipengaruhi oleh masifnya informasi soal kasus keracunan massal pelajar usai menyantap MBG di sejumlah daerah. Selain itu,publik juga kerap membandingkan pelaksanaan program tersebut dengan program serupa di negara-negara maju.
Read also:

Sekolah Rakyat (3,13), dan Sekolah Unggul Garuda (3,00) mendapat sambutan cukup baik. Namun, publik berharap program tersebut dikelola secara lebih profesional dan memiliki kelembagaan yang kuat.
Sementara Koperasi Merah Putih (2,77) dan Program Tiga Juta Rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (2,69) masih membutuhkan percepatan realisasi.
10 Kementerian Terbaik Versi IndoStrategi
Ali mengatakan Indostrategi juga melakukan riset terhadap kinerja Kementerian yang sudah berhasil menjalankan fungsinya dengan baik.
IndoStrategi menggunakan metode penilaian dengan skala 0 sampai 5, dengan rincian 0- 2 (kinerja buruk), 2-4 (kinerja sedang), dan 4-5 (kinerja baik)
Berikut 10 kementerian terbaik versi IndoStrategi: Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Abdul Mu’ti) dengan skor 3,35,Kementerian Luar Negeri (Sugiono) dengan skor 3,32,Kementerian Agama (Nasaruddin Umar) dengan skor 3,26.
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Brian Yuliarto) dengan skor 3,22,Kementerian Pertanian (Amran Sulaiman) dengan skor 3,21,Kementerian Keuangan (Purbaya Yudhi Sadewa) dengan skor 3,15.
Kementerian Dalam Negeri (Tito Karnavian) dengan skor 3,14,Kementerian Pertahanan (Sjafrie Sjamsoeddin) dengan skor 3,13,Kementerian Kehutanan (Raja Juli Antoni) dengan skor 3,08,Kementerian Investasi/BKPM (Rosan Roeslani) dengan skor 3,08.
Kemendikdasmen yang mendapatkan skor tertinggi disebabkan oleh Abdul Mu'ti sebagai menteri yang dinilai berhasil menghadirkan sejumlah inovasi.Mulai dari redistribusi guru aparatur sipil negara (ASN), pembaharuan sistem kinerja guru dan kepala sekolah, hingga sistem penerimaan murid baru.
Ali menilai, Kemendikdasmen yang dipimpin Abdul Mu'ti berhasil menghadirkan inovasi yang adaptif terhadap pemerataan kualitas dan kebutuhan pendidikan di era digital.
Managing Director IndoStrategi Visna Vulovik menyebut pemerintahan Prabowo–Gibran saat ini masih berada dalam fase konsolidasi kelembagaan dan koordinasi antar kementerian.
“Publik perlu memberi kesempatan kepada pemerintahan Prabowo–Gibran untuk berkonsolidasi dan berkoordinasi, mengingat jumlah anggota kabinet yang besar. Tapi di sisi lain, publik juga harus terus melakukan pengawasan agar pemerintah tetap bekerja keras,” ujar dia.
Ia menilai, jumlah kementerian yang lebih banyak dibanding kabinet sebelumnya menuntut penyesuaian dalam anggaran, dan pembagian tugas.
Rekomendasi Strategis IndoStrategi
Dalam laporannya, IndoStrategi memberikan delapan rekomendasi utama bagi pemerintahan Prabowo–Gibran untuk memperkuat kinerja di tahun kedua, yakni Memperkuat koordinasi lintas kementerian dan mengatasi tumpang tindih kebijakan,Memperbaiki tata kelola hukum dan HAM, termasuk penyelesaian kasus masa lalu,Menjalankan reformasi birokrasi secara konsisten dan substansial.
Mendorong penciptaan lapangan kerja nyata serta reformasi kebijakan ketenagakerjaan,Meningkatkan transparansi anggaran dan komunikasi publik,Menegaskan netralitas TNI–Polri dan memperkuat supremasi sipil,Memperkuat pemerataan pembangunan daerah dan desa dan Menjalankan program sosial berbasis data dan akuntabilitas, termasuk Sekolah Rakyat dan Makan Bergizi Gratis.
Tingkat Konsumsi Naik
Di tempat terpisah, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan kondisi perekonomian dalam periode satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, mulai membaik. Salah satunya ditandai dengan tingkat konsumsi masyarakat yang tercatat naik.
“Kita lihat ada perbaikan konsumsi masyarakat di September,” ujar dia dalam acara Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di JS Luwansa Hotel, Jakarta (16/10)
Menkeu menyebut, pemerintah akan kembali menggelontorkan paket stimulus perekonomian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 5,67 persen di kuartal IV tahun 2025.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengakui masih ada sektor-sektor yang melemah di tengah perbaikan perekonomian nasional. Jebloknya sektor-sektor ini terindikasi dari turunnya Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK).
Sektor yang masih tertekan selama ini adalah sektor padat karya, yaitu tekstil dan garmen. Tekstil ini salah satu sektor yang benar-benar terkena dampak dimana mereka turun hingga 20 persen,Selain industri tekstil dan garmen, industri furnitur juga mengalami penurunan sekitar 10 persen hingga 20 persen. Lalu sektor otomotif yang terjadi penurunan sekitar sembilan persen, serta sektor properti yang demand-nya turun hingga 40 persen.
Shinta meminta pemerintah untuk melihat supply dan demand secara keseluruhan. Dari segi demand, daya beli masyarakat mesti digenjot.
Senada, Direktur Eksekutif of Reforms on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, salah satu pekerjaan rumah terbesar pemerintah dalam setahun terakhir adalah lemahnya penciptaan lapangan kerja yang berkualitas meski investasi terus tumbuh.
"Indikator penciptaan lapangan kerja masih lemah," ujar Faisal dalam forum '1 Tahun Prabowo-Gibran: Optimism on 8% Economic Growth', Kamis (16/10/2025).
Karena lapangan kerja yang terbatas, daya beli ekonomi pun terbatas. Dampaknya konsumsi masyarakat pun melambat. Pada ujung, ekonomi pun tidak bisa dipacu pertumbuhannya.
"Ini catatan pekerjaan rumah yang paling besar yang belum bisa diselesaikan dengan baik tahun ini yaitu job creation," ujarnya.
Upaya mendorong penciptaan lapangan kerja antara lain bisa dengan mendorong regulasi dan meningkatkan ease of doing business sehingga bisa menarik investasi masuk. Selain itu, perlu juga rangsangan dan insentif pada industri padat karya yang langsung bisa menyerap banyak tenaga kerja.