Imbauan Seorang Kardiolog: Inilah Waktu Terburuk untuk Makan

Seorang kardiolog memberikan rekomendasi penting tentang kapan sebaiknya berhenti makan.

Imbauan Seorang Kardiolog: Inilah Waktu Terburuk untuk Makan
Snacking time. Photo by THE ORGANIC CRAVE Ⓡ

Makan sepanjang hari – mulai dari sarapan pagi hingga camilan larut malam – memang terasa menggoda. Namun, kebiasaan itu bila diteliti lebih dalam punya dampak negatif pada upaya menurunkan berat badan dan malah memperburuk kesehatan.

Para ahli gizi mengatakan bahwa makan terlalu sering adalah salah satu kesalahan diet umum yang menghambat penurunan berat badan. Mereka mengingatkan bahwa ngemil tidak selalu diperlukan.

Sebaliknya, intermittent fasting (puasa berselang), yang berfokus pada makan dalam jendela waktu tertentu, memiliki manfaat potensial bagi kesehatan jantung dan kadar gula darah.

Dalam pola makan paling sehat, waktu terakhir untuk makan adalah saat makan malam. Lebih awal lebih baik. Aplikasi Start Today, misalnya, menawarkan ratusan resep makan malam sehat dan mengenyangkan, plus rencana makan mingguan yang menyehatkan jantung.

Tips Kardiolog Hari Ini: Hindari Ngemil Larut Malam

"Rekomendasi nomor satu untuk setiap pasien yang datang ke klinik saya adalah jangan makan setelah makan malam," kata Dr. William Kraus, seorang kardiolog preventif di Duke Health dan profesor di Duke University School of Medicine di Durham, North Carolina, kepada today.com.

Dia sendiri menghindari ngemil untuk menjaga berat badan sehat dan tetap disiplin dengan jadwal makan teratur. Namun, banyak orang tergoda untuk ngemil atau minum minuman manis sambil menonton TV di malam hari, ditambah lagi kebiasaan duduk terlalu lama—rutinitas tidak sehat lainnya.

Mengapa Ini Penting?

Makanan yang dikonsumsi larut malam atau tepat sebelum tidur hanya akan disimpan sebagai lemak, bukan dibakar menjadi energi, peringat Kraus.

"Tubuh tidak membutuhkannya... jadi itu hanya kalori berlebih yang masuk. Selain itu, makan terlalu dekat dengan waktu tidur bisa mengganggu kualitas tidur," jelasnya.

Tubuh tidak membutuhkannya... jadi itu hanya kalori berlebih yang masuk.

Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan makan malam dikaitkan dengan risiko obesitas, kolesterol tinggi, penyakit jantung, serta pengerasan arteri yang lebih cepat. Ini mungkin terjadi karena tubuh dipaksa mencerna makanan saat seharusnya berpuasa semalaman.

Menurut American Heart Association, intermittent fasting dapat melindungi jantung dengan mengontrol peradangan.

a person sitting at a table with a glass of water
Photo by Emma Ou

Cara Memulainya

Berhenti makan setidaknya tiga jam sebelum tidur, saran Dr. Natalie Azar, kontributor medis NBC News, dalam segmen Today yang tayang pada 14 Juli.
Ini memungkinkan tubuh berpuasa semalaman dan beralih ke metabolisme pembakaran lemak setelah cadangan gula habis saat perut kosong.

Salah satu pilihan populer adalah metode 16:8 intermittent fasting. Caranya, Anda berpuasa selama 16 jam lalu makan semua makanan dalam rentang waktu 8 jam yang berakhir cukup awal. Misalnya, pukul 10 pagi hingga 6 sore, atau lebih awal.

Untuk mencegah lapar setelah makan, konsumsilah makan malam padat dengan protein dan serat. Apps Start Today menyediakan banyak resep makan malam cepat dan seimbang, seperti Sheet-Pan Chicken Fajita Bowls, Vegan Black Bean Burgers, atau Crispy Salmon Rice Bowls.

Sumber: CNN