SAPA UMKM, Terobosan Baru Ungkit Daya Saing UMKM

Platform digital SAPA UMKM yang segera diluncurkan dalam waktu dekat mengintegrasikan akses dan layanan pendukung usaha, hingga ke program-program prioritas pemerintah.

SAPA UMKM, Terobosan Baru Ungkit Daya Saing UMKM
Pedagang menata produk UMKM di gerai UMKM Pakesang Ternate, Maluku Utara, Jumat (22/8/2025). ANTARA FOTO/Andri Saputra/rwa.

Upaya peningkatan kapasitas usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) akan mendapatkan terobosan baru dengan munculnya sistem SAPA UMKM. Melalui platform ini, rencananya pelaku UMKM akan terdaftar dalam sistem ekosistem digital, sehingga mereka bisa memperoleh berbagai insentif dari berbagai institusi kementerian dan lembaga negara.

Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengatakan, platform digital SAPA UMKM yang diluncurkan dalam waktu dekat tersebut mengintegrasikan akses dan layanan pendukung usaha, hingga ke program-program prioritas pemerintah.

“Kehadiran SAPA UMKM justru akan menjadi teman dari tumbuh kembang pengusaha mikro, kecil, dan menengah. Karena nanti di situ ada teknologi AI, Akal Imitasi-nya, ada machine learning-nya, dan akan kita dorong terintegrasi dengan seluruh institusi-institusi terkait,” kata Maman ketika menghadiri acara Pesta Rakyat di Jakarta (22/8/2025).

Ia menjelaskan, platform ini dikembangkan untuk memetakan dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada 57 juta pelaku UMKM di Indonesia. Sistem ini akan mempermudah pemerintah untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh UMKM, termasuk perizinan dan sertifikasi produk.

Jika ada UMKM yang belum memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), sistem ini akan secara otomatis mengarahkan mereka untuk mengurusnya melalui lembaga terkait. Hal yang sama juga berlaku untuk sertifikasi halal dan izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

SAPA UMKM juga diharapkan bisa mendorong pengusaha untuk terlibat di sejumlah program strategis pemerintah seperti Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) dan Makan Bergizi Gratis (MBG). Maman menjelaskan, semua ini rencananya akan diintegrasikan sehingga bisa memudahkan UMKM.

Dengan adanya sistem ini, pemerintah bisa memiliki data yang lebih akurat mengenai UMKM di Indonesia. Sistem tersebut juga akan mempermudah pemerintah untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh UMKM, termasuk perizinan dan sertifikasi produk.

Maman pun memastikan kewajiban pendaftaran ini bukan untuk mempersulit, melainkan untuk memberikan perlindungan, pelayanan, dan berbagai insentif kepada UMKM.

"Ini menjadi simbiosis mutualisme antara pemerintah dan juga UMKM. Ini bagian dari kebutuhan penting bagi UMKM agar kami bisa memberikan pelayanan yang maksimal," ujarnya.

Sistem SAPA UMKM ini, kata Maman, dikembangkan untuk memperbarui data Sistem Informasi Data Tunggal (SIDT) UMKM secara dinamis dan real time. Sistem ini memiliki berbagai fitur yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM, seperti akses ke sumber pembiayaan, pengurusan sertifikasi produk dan usaha, fitur pemasaran dan marketplace, hingga pendampingan dan pelatihan

Selain itu, sistem ini juga diharapkan dapat mempermudah proses verifikasi data UMKM, identifikasi penerima subsidi pajak usaha 0,5%, dan mengintegrasikan seluruh data UMKM secara nasional.

Sistem ini diharapkan dapat mempermudah proses verifikasi data UMKM, identifikasi penerima subsidi pajak usaha 0,5%, dan mengintegrasikan seluruh data UMKM secara nasional.

Lebih jauh, Maman mengungkap sejumlah manfaat UMKM yang mendaftar di sistem SAPA UMKM tersebut. “(Jika tidak terdaftar) kehilangan kesempatan mendapatkan fasilitas hal-hal, ataupun layanan-layanan yang akan kita berikan," ujarnya.

Sebab, kata Maman, jumlah pegawai di Kementerian UMKM yang saat ini totalnya mencapai seribuan orang tidak cukup bila harus mengurus 57 juta UMKM di seluruh Tanah Air. Ia juga menilai pengelolaan manual pun tetap sulit.

“Logikanya dari mana? Hampir enggak mungkin kalau kita dengan metode konvensional, kita bisa memberikan pelayanan one-on-one kepada 57 juta pengusaha mikro, kecil, dan menengah yang tersebar di seluruh Indonesia," tutur Maman. "Satu-satunya cara adalah dengan cara digitalisasi dan memanfaatkan teknologi."

Terobosan

Deputy Director Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, ide untuk membuat sistem SAPA UMKM ini merupakan ide yang sangat brilian, dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing UMKM. Melalui sistem SAPA UMKM, pelaku UMKM akan dipermudah dalam memverifikasi data maupun sertifikasi usahanya seperti sertifikasi halal.

Ia meminta pemerintah agar serius mengembangkan sistem ini, karena cara kerja sistem ini bagus. UMKM yang belum disentuh pemerintah bisa menjadi berkembang dan lebih hebat lagi.

“Sistem ini akan mengintegrasikan semua proses-proses yang dibutuhkan pelaku UMKM. Jadi, intinya mereka dipermudah,” ujar dia kepada SUAR di Jakarta (22/8/2025).

Eko mengatakan, proses peluncuran sistem SAPA UMKM ini sebaiknya dihadiri perwakilan UMKM hebat di setiap daerah agar euforianya bisa terasa.

Salah satu pelaku UMKM yang sangat menantikan sistem SAPA UMKM adalah Santi yang merupakan owner Wizz Bites. Menurutnya, platform ini bisa menjadi pintu masuk penting untuk pendataan dan klasterisasi pelaku usaha.

“UMKM itu bertumbuh banyak banget. Yang diperlukan adalah klasterisasi. Supaya pelatihan atau bantuan dari pemerintah bisa tepat sasaran, sesuai dengan levelnya,” kata Santi.

Ia melihat, kendala akses internet di sebagian wilayah seharusnya bisa diatasi dengan peran komunitas di tingkat kecamatan. Menurutnya, komunitas, baik yang dikelola swasta maupun pemerintah daerah, bisa menjadi simpul pendataan, sehingga tidak semua harus dilakukan secara individual oleh pelaku usaha.

Bagi Santi, program SAPA-UMKM juga mempermudah akses kepada berbagai fasilitas. Mulai dari sertifikasi, Nomor Induk Berusaha, hingga peluang ekspor bisa dikerjakan dalam satu portal. “Lebih baik di satu tempat. Kita tinggal masuk ke rumah, terus buka ke kamar-kamar. Jadi lebih memudahkan,” ujarnya.