Executive Summary: Special Economic Zones for the Golden Generation

Special economic zones (SEZs) in Indonesia have experienced strengthening performance. SEZs are also becoming a new ecosystem supported by the surrounding community.

Executive Summary: Special Economic Zones for the Golden Generation
Foto udara suasana Terminal Multipurpose Batang (TMB) saat kunjungan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (8/8/2025). Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra.
Table of Contents

Realisasi investasi di kawasan ekonomi khusus (KEK) hingga akhir Juli 2025 mencapai Rp 294,4 triliun. Angka ini diperoleh secara kumulatif, dengan tambahan investasi Rp 40,48 triliun sepanjang semester pertama 2025.

KEK berhasil menyerap 28.094 tenaga kerja atau 56,4% dari target tahun ini. Dengan demikian, total penyerapan tenaga kerja sejak KEK berdiri hingga kini mencapai 187.376 orang – dengan melibatkan 442 pelaku usaha.

KEK memiliki ultimate facility, berupa fasilitas dan kemudahan seperti insentif fiskal dan non-fiskal. Insentif pajak berupa tax holyday yang berlaku atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari kegiatan utama di KEK.

Insentif investasi di KEK:

  • Pembebasan PPN dan PPnBM,
  • Bebas bea masuk,
  • Bebas pajak buat impor barang modal untuk pembangunan atau pengembangan KEK.

Ke depan, pengembangan KEK tidak hanya ditujukan sebagai pusat investasi dan hilirisasi, tapi juga sebagai instrumen strategis bagi Indonesia memperkuat daya saing global.

Laporan lengkap, baca di sini.

KEK memang tak sekadar sebagai zona produksi dengan segala macam fasilitas yang diberikan pemerintah. KEK menjadi semacam ekosistem baru yang didukung oleh komunitas yang saling melengkapi.

Agar KEK bisa mengungkit perekonomian secara optimal, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan:

  • Melibatkan UMKM dan kegiatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan.
  • Penggunaan tenaga kerja lokal melalui kerja sama antara pengelola KEK, dinas ketenagakerjaan, dan lembaga pelatihan, sehingga kebutuhan industri dapat diisi oleh SDM dari daerah sekitar.
  • Perlu juga dilakukan link and match dengan pendidikan vokasi, agar kurikulum dan pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan industri di KEK.

Tulisan lengkap baca di sini serta di sini.