Hingga pertengahan tahun ini, hasil Survei Penjualan Eceran 2025 yang dilansir Bank Indonesia (BI) mengindikasikan kinerja penjualan eceran tetap terjaga.
Dari laporan BI mengenai Survei Penjualan Eceran, Indeks Penjualan Riil (IPR) menunjukkan tren yang cenderung terjaga, meskipun terjadi fluktuasi minor di awal tahun dan meningkat di bulan Maret dan April. Indeks total tertinggi terjadi pada bulan April dengan nilai 248,3; sementara yang terendah di bulan Januari dengan 211,5.
Peningkatan signifikan terjadi pada bulan Maret yang memperlihatkan adanya kenaikan aktivitas ekonomi. Hal ini dipicu oleh ritual tahunan. Yakni, belanja memasuki bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, hingga rangkaian libur panjang di akhir pekan.
Penjualan beberapa kategori barang menunjukkan performa yang kuat. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau secara konsisten memiliki angka indeks tertinggi di antara semua kategori, mencapai puncaknya di bulan Maret dengan 350,6.
Kategori bahan bakar kendaraan bermotor juga menunjukkan tren positif dan diperkirakan akan mencapai nilai tertinggi di bulan Juli, yakni 114,2. Hal ini didorong oleh mobilitas masyarakat yang kembali tinggi pascaliburan tengah tahun.
Tren naik dan turun yang terjadi pada masing-masing kategori menunjukkan perubahan pola konsumsi masyarakat. Kenaikan pada kategori tertentu, seperti makanan dan bahan bakar, mengindikasikan adanya pergerakan ekonomi yang didorong oleh kebutuhan primer dan mobilitas. Sementara itu, penurunan pada kategori lain seperti peralatan elektronik, menunjukkan bahwa konsumen lebih selektif dalam membelanjakan uangnya untuk barang sekunder atau non-esensial.
Hasil survei juga memperkirakan penjualan eceran hingga September 2025 masih akan turun. Sedangkan penjualan tiga bulan berikutnya hingga Desember 2025 diperkirakan meningkat lantaran adanya momen libur Natal dan Tahun Baru. Stimulus momen seperti rangkaian libur nasional dan keagamaan turut berpengaruh pada kinerja penjualan eceran di tengah kondisi ekonomi saat ini.