Kol dan labu segar yang biasanya dilumuri bumbu kacang tanah, kali ini dipadukan dengan pasta dari fermentasi kedelai yang biasa kita nikmati di miso soup ala Jepang. Rasanya, ternyata menjadi unik tapi juga nikmat.
Ditambah lagi ada kerupuk Gendar yang menemani gado-gado juga Nori Tempura, cemilan rumput laut ala Jepang yang juga digoreng kering. Sensasinya menjadi double kriukkkk.

Ini lah Gado-Gado Miso, interpretasi modern dari kolaborasi makanan pembuka dua bangsa, yaitu Indonesia dan Jepang, yang dilakukan Plataran Indonesia bersama Hotel Okura Jepang dalam acara bertajuk Gastronomy Diplomacy: Four Hands Dinner di Rumah Heritage Jakarta, Kamis 23 Oktober 2025.
Plataran Indonesia adalah hotel kelas atas di Indonesia yang sejak awal pendiriannya memang berkomitmen memperkenalkan nilai-nilai Indonesia ke manca negara. Sementara itu, Hotel Okura adalah hotel kelas atas yang terkenal karena kemampuannya memadukan keindahan tradisional Jepang dengan standar akomodasi,kuliner, dan layanan terbaik dunia.
Keduanya berkolaborasi menggulirkan diplomasi kuliner. Memadukan cita rasa, seni, dan filosofi kuliner Indonesia dan Jepang, merepresentasikan harmoni, persahabatan, serta nilai-nilai bersama melalui bahasa universal:gastronomi.

“Kami percaya bahasa yang dimengerti banyak orang, diminati banyak orang adalah kuliner. Siapa yang gak suka makan,” tutur Anandita Makes, Chief Strategy Officer Plataran Indonesia.
Melalui Gastronomy Diplomacy, tambah Anadita, kami coba menggabungkan budaya Indonesia dan budaya Jepang. Lalu, kita kombinasikan menjadi sinergi agar bisa menghargai satu sama lain. Anadita pun mempersilakan tamu yang hadir untuk menikmatinya.
Sajian Utama

Setelah makanan pembuka yang membuka selera, bagaimana dengan makanan utamanya? Rupanya jauh lebih unik bahkan tidak terduga.
Dua koki dari dua bangsa, yaitu Tadashi Sawaichi dengan Reiyan Trisandra, membalut Lemper Tapa Kolo asal Nusa Tenggara Timur dengan rumput laut Onigiri, serta dipadukan dengan Salmon Miso Zuke dan daging sapi yang diolah seperti Oyah Madura atau Rendang.
“Lempernya Jepang sama lempernya Indonesia kami padukan menjadi satu. Ini Tapakolo yang di-wrap rumput laut. Itulah perpaduannya dan perkawinannya antara Indonesia dan Jepang. Please enjoy your main course,” tutur Anandita sambil tersenyum.
Semua undangan langsung mengambil pisau dan garpu dan menyantapnya. Rasa makan asal NTT, Madura, yang berpadu dengan kuliner Jepang itu sangat kaya namun harmonis di lidah. Sungguh lezat… Undangan yang hadir pun spontan berkomentar ramai merespon kenikmatan kolaborasi empat tangan Sawaichi dan Reiyan yang masing-masing sudah berkarya 52 tahun dan 10 tahun.
Indonesia memiliki 1.300 suku bangsa dan masing-masing memiliki tradisi kuliner. Karena itu, cita rasa makanan Indonesia sangat kaya. Sementara rasa kuliner Jepang mengutamakan kesederhanaan tetapi mengutamakan harmoni dengan alam yang mengutamakan kualitas bahan yang alami tanpa bumbu berlebihan namun disajikan indah penuh warna.

Yozua Makes, Founder dan CEO Plataran Indonesia saat memberi sambutan menekankan bahwa budaya membangun rasa percaya antar bangsa dan saat ini menjadi sangat diperlukan.
“Saat ini, semua negara sedang memikirkan mereformulasi policy, hubungan, business model karena sudah tidak ada trust lagi,” papar Yozua yang bercerita baru saja kembali dari Singapura mengikuti konferensi yang diadakan Temasek yang dihadiri banyak mantan pimpinan kepala negara yang trsah dengan kondisi global saat ini.
Sambil menikmati makanan yang lesat dan berbincang banyak hal, akhirnya tiba juga makanan penutup. Lagi-lagi sebuah kolaborasi menu yang luar biasa.
Duo Manis judulnya. Memadukan mochi dengan kue bola yang dilumuri saus matcha mitarashi dan kuromitsu. Nyam nyam…

Sobat Suar pecinta kuliner Indonesia dan juga kuliner Jepang yang masih bingung memilih tempat untuk mencecap rasa baru dan spesial di akhir pekan, bisa menjadikan Rumah Makan Plataran sebagai salah satu opsi dalam daftar. Dengan catatan melakukan pemesanan khusus terlebih dahulu.
Sambil memanjakan lidah, ikut memajukan hubungan baik dua bangsa, yang sama sama memiliki bendera berwarna merah dan putih.