Lebih Tahan Guncangan, Industri Makanan dan Minuman Melesat

Di tengah lesunya industri manufaktur Indonesia dalam satu dekade terakhir, industri makanan dan minuman tumbuh pesat. Industri ini pun menyerap tenaga kerja lebih banyak.

Lebih Tahan Guncangan, Industri Makanan dan Minuman Melesat

Di tengah kelesuan industri manufaktur Indonesia dalam satu dekade terakhir, industri makanan dan minuman tumbuh pesat. Industri ini pun menyerap tenaga kerja lebih banyak.

Sektor industri makanan dan minuman (F&B) di Indonesia tumbuh lebih meyakinkan dibandingkan dengan sektor manufaktur secara keseluruhan. Tahun 2014, kontribusi sektor F&B terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 5,32%. Secara bertahap kontribusinya meningkat hingga sebesar 6,92% pada 2024. 

Peningkatan ini menunjukkan permintaan domestik terhadap produk makanan dan minuman tetap kuat, bahkan di tengah ketidakpastian ekonomi. Nilai tambah PDB sektor ini terus menanjak dari tahun ke tahun. Selama satu dekade (2014-2024), nilai tambah PDB sektor F&B melonjak lebih dari dua kali lipat, dari Rp 562 triliun menjadi Rp 1.531,4 triliun.

Peningkatan yang terjadi di industri makanan dan minuman ini agak berbeda dengan tren Indeks Manufaktur Indonesia (PMI) dari Bank Indonesia (BI) yang fluktuatif, bahkan cenderung menurun.

Pada 2022, indeks manufaktur menunjukkan kinerja yang kuat dengan skor 53,3 pada Q1, namun kemudian sedikit turun di kuartal berikutnya. Di tahun 2023, indeks ini sedikit lebih rendah dan berlanjut hingga Q1 2024.

Hingga di Q2 2025, industri makanan dan minuman turut menjadi sektor usaha yang mendorong indeks ekspansi hingga meraih skor 54. Diprediksi, ekspansi tetap terjadi di Q3 meski skor turun menjadi 52,01. Dalam PMI, nilai indeks di atas 50 menunjukkan indikator ekspansi.

Selain itu, sebagai salah satu golongan industri padat karya, industri F&B berperan menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit. Bersaing dengan industri tekstil dan pakaian jadi, peningkatan tenaga kerja di industri makanan dan minuman justru lebih konsisten. Hingga tahun 2023, industri ini berhasil menyerap 1,3 juta tenaga kerja. 

Sebagai industri yang fokus pada kebutuhan pokok, sektor ini memiliki permintaan yang relatif stabil meski terjadi perubahan harga. Artinya, permintaan akan makanan dan minuman tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan harga atau kondisi ekonomi. Masyarakat selalu membutuhkan makanan dan minuman, tak heran sektor ini kebal terhadap guncangan ekonomi.