Presiden Prabowo Subianto kembali menghidupkan rencana proyek pembangunan mobil nasional sebagai upaya mewujudkan kemandirian ekosistem industri yang mandiri.
Tak sekedar bangga melihat merek mobil dalam negeri melantai di jalanan Ibu Kota, namun industri manufaktur industri mobil juga diharapkan bisa mencetak ribuan tenaga kerja ahli, menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar yang akhirnya bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Sejumlah merek nasional pun bermunculan mulai dari Esemka, i2C hingga Maleo. Terakhir, Prabowo Subianto mulai menggaungkan kalau varian mobil Maung dari PT. Pindad (Persero) akan menjadi mobil nasional dari Indonesia.
Pengamat Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus mengatakan cita-cita bangsa sejak jaman Soekarno tersebut perlu didukung, namun juga diseimbangi dengan langkah yang tepat untuk mewujudkan proyek mobil nasional.
“Membangun mobil nasional memang tidak mudah perlu upaya dan niat yang benar-benar matang,” ujar dia kepada SUAR di Jakarta (28/10/2025).
Menurut dia, selain masalah dana atau permodalan, terdapat enam langkah strategis yang harus direalisasikan untuk mewujudkan proyek mobil nasional:
- Langkah pertama adalah menyiapkan SDM engineer dan teknisi beserta tools dalam melakukan rancang bangun, texting, produksi, perakitan sampai purna jual.
- Langkah kedua, membangun supply chain (rantai pasok) komponen dalam negeri sehingga tercipta menjadi ekosistem industri otomotif nasional yang bisa meningkatkan PDB nasional.
- Langkah ketiga, membangun kemampuan stamping yang mandiri sehingga menaikkan nilai TKDN yang tinggi otomatis membuka lowongan pekerjaan untuk masyarakat Indonesia mulai dari tier 1,2 dan 3.
- Langkah keempat, membangun jaringan pemasaran beserta purna jualnya ke seluruh wilayah Indonesia dengan step by step.
- Langkah kelima, setelah pasar dalam negeri dirasa sudah kuat maka bangun jaringan pasar luar negeri, dan
- Langkah keenam,membangun industri otomotif nasional harus mempunyai mindset membangun principal sendiri yang mandiri dengan supply chain dari bangsa Indonesia sendiri.
Mobil Listrik Polytron
Salah satu merek nasional yang mengemuka adalah Polytron. Menjelang usia ke-50, Polytron terus memperluas kontribusinya melalui diversifikasi bisnis dari elektronik rumah tangga hingga kendaraan listrik.
Setelah sukses meraih penjualan tertinggi di kategori motor listrik nasional, kini Polytron siap melangkah lebih jauh.
Dengan meluncurkan mobil listrik pertamanya Polytron G3 dan G3+ untuk kebutuhan keluarga di Indonesia.
Polytron G3+ hadir dengan 2 varian warna yaitu Midnight Black dan Galaxy Grey, sedangkan Polytron G3 tersedia 2 varian warna juga yaitu Aurora White dan Twilight Blue.
“Polytron G3 dan G3+ adalah langkah kami untuk membawa kendaraan listrik lebih dekat dengan masyarakat luas,” ujar Chief Executive Officer Polytron, Hariono dalam siaran pers yang diterima SUAR di Jakarta (28/10)
Berdasarkan riset konsumen, Ketika memutuskan untuk membeli kendaraan listrik, mayoritas konsumen mempertimbangkan tiga hal utama: biaya, lingkungan, dan kenyamanan.
Dari data yang ada, 73% konsumen menempatkan biaya sebagai faktor paling penting, membuktikan bahwa harga tetap menjadi pertimbangan utama dalam investasi terhadap teknologi baru seperti mobil listrik. Selanjutnya, kesadaran terhadap lingkungan berada di posisi kedua (47%), dan disusul oleh faktor kenyamanan (44%).
Menjawab kebutuhan tersebut, melalui peluncuran ini Polytron turut memperkenalkan skema Battery-as-a-Service (BaaS)—sebuah solusi kepemilikan baru yang memungkinkan konsumen memiliki kendaraan listrik tanpa harus membeli baterai di awal, sehingga biaya akuisisi menjadi lebih ringan.
Skema ini juga mencakup lifetime battery warranty selama masa berlangganan, menjadikan kepemilikan kendaraan listrik lebih fleksibel, terjangkau, dan bebas khawatir.
Inovasi Desain
Dengan portofolio produsen berbagai kendaraan fungsi khusus pertahanan mulai dari ranpur Апоз 6x6, ranpur Badak 6x6, rantis Komodo 4x4, hingga kendaraan beroda rantai Medium Tank Harimau, PT Pindad juga telah menghasilkan kendaraan operasional (ranops) MV3 Maung yang sudah digunakan oleh TNI dan Polri.
Platform MV3 terus dikembangkan dengan desain khusus kendaraan taktis Maung hingga Garuda Limousine yang saat ini telah digunakan oleh Presiden Prabowo serta seri berikutnya MV3 Garuda untuk mendukung operasional Menteri, pejabat negara, hingga kebutuhan kendaraan sipil untuk Masyarakat Indonesia.
Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose mengapresiasi komitmen kuat Presiden ke-8 RI yang secara konsisten sejak beliau menjabat Menteri Pertahanan mendukung berkembangnya industri pertahanan dalam negeri, khususnya industri otomotif nasional.
“Pindad merupakan langkah awal untuk mewujudkan ekosistem otomotif nasional kebangaan Indonesia,” ujar dia kepada SUAR di Jakarta (28/10)
PT Pindad selama ini telah menghasilkan Maung MV1 yang terus dikembangkan hingga generasi ketiga. Hal ini berbuah kesuksesan bahkan sampai digunakan menjadi kendaraan kepresidenan, yaitu MV3 Garuda Limousine.