Jadi Solusi Finansial Jangka Singkat, Paylater Bertumbuh Kian Pesat

Layanan jasa paylater terus melesat. Di tengah kondisi daya beli masyarakat yang melemah, layanan paylater bisa menjadi solusi jangka pendek kebutuhan keuangan.

Tapi tentu saja tetap perlu bijak dalam bertindak. Kendati metode belanja "beli barang sekarang bayar di kemudian hari" ini merupakan peluang, pembelanja – termasuk pengusaha yang belanja barang untuk usahanya – perlu tetap waspada dan berhati-hati mengawasi risiko potensi kredit macet yang mungkin terjadi.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat utang masyarakat Indonesia melalui skema buy now pay later (BNPL) atau paylater di perbankan mencapai Rp 22,99 triliun pada Juni 2025; bertumbuh 29,75% year on year (YoY). Adapun utang masyarakat dari paylater pada perusahaan pembiayaan pada Juni 2025 mencapai Rp 8,56 triliun – bertumbuh 56,26%.

Ekonom Senior Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Aviliani mengatakan, paylater merupakan solusi finansial yang mudah. Metode pembayarannya memungkinkan pengguna untuk membeli barang atau jasa tanpa perlu membayar secara langsung. Pengguna hanya perlu membayar sejumlah uang muka, lalu sisa tagihannya akan dibayarkan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu.

Paylater menjadi semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, terutama di kalangan generasi muda. Hal ini karena paylater menawarkan kemudahan dan fleksibilitas dalam berbelanja,” ujarnya, Kamis (14/8/2025).

Namun, paylater juga menyimpan sejumlah risiko yang perlu diwaspadai. Salah satu risiko terbesar adalah risiko gagal bayar. Jika pengguna tidak mampu membayar tagihannya, maka mereka akan dikenakan denda dan bunga yang tinggi.

Selain itu, paylater juga dapat mendorong perilaku konsumtif. Pengguna mungkin akan lebih mudah tergoda untuk membeli barang atau jasa yang tidak mereka butuhkan, hanya karena mereka bisa membayarnya nanti.

Ketua Asosiasi Fintech Pendanaan (AFPI) Entjik Djafar mengatakan, paylater mencatat pertumbuhan yang pesat lantaran kemudahannnya menjadi solusi jangka pendek untuk kebutuhan pendanaan masyarakat.

Paylater memang diminati karena proses register terbilang mudah dan bayarnya bisa nanti,” ujar Entjik kepada SUAR (13/8/2025).

Mengutip riset Kredivo dan Katadata Insight Center 2024 berjudul Laporan Perilaku Pengguna Paylater 2024, tampak mayoritas pengguna Kredibo menggunakan paylater untuk kebutuhan yang benar-benar penting seperti belanja bahan makanan (66,9%) dan kebutuhan anak dan rumah tangga (10,1%).

Artinya, kalau dikelola dengan tepat, paylater bisa jadi alat bantu yang cerdas buat keluarga dalam mengatur keuangan. Makanya penting banget buat kalangan keluarga untuk terus menambah pemahaman soal keuangan digital.

Peningkatan penggunaan paylater juga terjadi di momen festival tertentu, misalkan saat periode Ramadan kemarin. SVP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari mengatakan, seiring dengan tren peningkatan belanja masyarakat selama Ramadan, Kredivo juga mencatat kenaikan transaksi yang signifikan pada periode ini selama beberapa tahun terakhir. Kenaikan ini pun terjadi seiring dengan semakin meluasnya adopsi layanan paylater.

Selama Ramadan 2024, transaksi belanja offline pengguna Kredivo meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan Ramadan 2023. Adapun puncak transaksinya terjadi di minggu kedua Ramadan. Penggunaan Kredivo di luar Jabodetabek juga tumbuh signifikan, mencatat kenaikan sebesar 25% pada periode yang sama.

Tak hanya itu, jumlah transaksi di luar Pulau Jawa melonjak hingga 37%. Sepanjang Ramadan 2024, kategori produk yang paling banyak dibeli mencakup pulsa & voucher, kesehatan & kecantikan, serta fashion. Dari sisi profil pengguna, 71% transaksi dilakukan oleh pengguna berusia 20 tahun–35 tahun.

Peluang bagi perbankan

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menuturkan kredit BNPL alias paylater memberikan kontribusi sebesar 0,28% dari total kredit perbankan nasional. “Jumlah rekening paylater perbankan tercatat naik signifikan menjadi 26,96 juta pengguna,” ujar Dian di konferensi pers OJK, pekan lalu (4/8).

Dian menuturkan, pinjaman BNPL ini terus menunjukkan tren pertumbuhan setiap tahunnya sehingga perlu diwaspadai agar tidak terjadi kredit macet. Secara keseluruhan, OJK melaporkan, pertumbuhan kredit perbankan pada Juni 2025 tercatat hanya sebesar 7,77% secara tahunan atau menjadi sekitar Rp 8.059,79 triliun.

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi sebesar 12,53%. Kemudian, diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 8,49%. Sedangkan, kredit modal kerja tumbuh sebesar 4,45% (YoY).

"Ditinjau dari kepemilikan, bank umum swasta nasional domestik tumbuh paling tinggi, yaitu sebesar 10,78% (YoY)," ungkap Dian.

Berdasarkan kategori debitur, kata Dian, kredit korporasi tumbuh sebesar 10,78%. Sementara, kredit UMKM tumbuh mungil 2,18%, di tengah upaya perbankan yang berfokus pada pemulihan kualitas kredit UMKM.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat, layanan buy now pay later (BNPL) atau paylater BCA naik signifikan sejak diluncurkan pada Oktober 2023 lalu. EVP Transaction Banking Business Development BCA, I Ketut Alam Wangsawijaya, menyebutkan nilai outstanding pinjaman paylater BCA mencapai Rp 339 miliar hingga 31 Januari 2025. Angka tersebut tumbuh sebesar 148% secara tahunan (YoY).

“Ini tentunya suatu perkembangan yang cukup menggembirakan karena usia paylater sejak launching satu tahun lebih di bulan Oktober 2023,” ujar dia.

Sementara itu, untuk jumlah pengguna paylater BCA telah mencapai 150.000 pengguna. Angka ini tumbuh dibandingkan dengan sebelumnya yang sebanyak 100.000 pengguna.

Alam menyatakan bahwa rasio kredit bermasalah atau non-performing loan dari paylater BCA juga masih terjaga baik. Namun, pihaknya belum bisa menyebutkan secara rinci. “Kita belum bisa menyebutkan berapa nilai kualitas kreditnya. Cuma dari level yang menurut kita masih masih manageable,” dalihnya.

Dikutip dalam laman resmi BCA, paylater BCA memiliki limit kredit hingga Rp 20 juta dengan suku bunga sampai dengan 2% flat per bulan untuk jangka waktu atau tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan,dan 12 bulan.

 

 

 

Read more