Supporting Electric Vehicle Ecosystem, Astra Group Develops EV Component Products

Responding to the growing trend of electric vehicles, car component manufacturer Astra Otoparts is also developing electric car components.

Supporting Electric Vehicle Ecosystem, Astra Group Develops EV Component Products
Foto: Michael Marais/Unsplash

Tingginya permintaan terhadap kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia membawa berkah bagi industri komponen otomotif lokal. Mereka jadi bergairah untuk bisa bersaing dan beradaptasi mengikuti ekosistem kendaraan listrik.

Grup Astra, sebagai salah satu pemimpin pasar kendaraan konvensional di Indonesia, mau tidak mau harus mengikuti perkembangan pasar. Melalui anak usahanya PT Astra Otoparts Tbk, Grup Astra mengembangkan produk komponen EV.

Direktur PT Astra Otoparts Tbk Sophie Handili mengatakan pihaknya tidak hanya mengembangkan komponen untuk kendaraan listrik tetapi juga terlibat dalam ekosistem pendukungnya.

“Astra Otoparts siap menghadapi era elektrifikasi yang saat ini ramai di industri otomotif Indonesia,” ujar Sophie di acara Astra Media Day 2025, di Menara Astra, Jakarta (23/9/2025).

AUTO – kode saham Astra Otoparts di Bursa Efek Indonesia – pun mengambil langkah nyata untuk bisa menyesuaikan perkembangan pasar. Yakni, menghadirkan Astra Power dan Alto yang merupakan infrastruktur pengisian daya. Saat ini, lebih dari 48% fasilitas charging Astra Power sudah beroperasi.

Astra Otoparts juga bekerjasama dengan PLN menghadirkan pole mounter charger berdaya 7 kW yang dipasang langsung di tiang listrik. Saat ini sudah tersedia 122 unit pole mounter power yang tersebar di Sumatra Barat dan Jawa Barat. 

Di sisi lain, Sophie mengakui bahwa pasar kendaraan berbasis mesin bensin masih sangat besar. Sehingga, komponen ICE (internal combustion engine) tetap memiliki daya tahan di tengah arus elektrifikasi. 

Adapun beberapa komponen khusus kendaraan listrik yang saat ini sudah dikembangkan, antara lain, meliputi baterai aki, drive shaft, caliper assy, duet HV battery intake, EV battery box, battery case, cover motor unit, sampai hybrid damper dan hose cooling inverter & motor.

AUTO saat ini memiliki lebih dari 15.000 outlet dan jaringan ekspor ke lebih dari 50 negara. Asia menjadi pasar utama dengan kontribusi 59,6%, disusul Timur Tengah, Afrika Selatan, hingga Eropa. Asia juga menjadi pasar utama dengan kontribusi 59,6%, disusul Timur Tengah, Afrika Selatan, hingga Eropa.

Astra Otoparts tidak secara langsung "membina" UMKM, tetapi melalui lembaga di bawah Astra, seperti YDBA (Yayasan Dharma Bakti Astra). Mereka secara aktif mendukung dan mengintegrasikan UMKM ke dalam rantai pasok industri otomotif melalui pembinaan dan pengembangan kapasitas produksi komponen kendaraan. 

YDBA menunjukkan bagaimana UMKM binaannya bisa memproduksi komponen untuk mobil dan motor, yang kemudian dipasok ke PT Astra Honda Motor (AHM) dan Astra Otoparts. UMKM lainnya juga berkontribusi pada berbagai sektor manufaktur. 

Industri komponen lokal harus beradaptasi

Ketua Umum Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Hamdhani Dzulkarnaen Salim mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi kepada pemerintah karena telah mengeluarkan kebijakan yang tepat dengan mencabut insentif untuk mobil listrik.

Selama ini, kinerja industri komponen lokal sangat tertekan karena diserbu produk impor mobil listrik yang jumlahnya cukup besar. Minimnya penyerapan komponen lokal berimbas kepada pemutusan hubungan kerja (PHK) pegawai mereka.

Nah, dengan dihentikannya insentif mobil listrik, maka ada peluang baru bagi industri lokal untuk tumbuh dan berdaya saing kembali.

“Peluang emas sudah ada di depan mata. Mobil listrik sudah tidak diberikan insentif lagi, waktunya untuk kami memanfaatkan situasi ini dengan meningkatkan kinerja,” ujar dia ketika ditemui dalam acara Automechanika Jakarta 2026, di Hotel Fairmont, Jakarta (17/9/2025).

Hamdhani menuturkan, di setiap peluang yang ada pasti ada tantangan. Yaitu, bagaimana industri komponen lokal harus beradaptasi dan mampu memproduksi komponen kendaraan listrik ke depannya.

Tingkatkan kemampuan 

Pengamat otomotif Yannes Pasaribu menyarankan industri komponen lokal harus mulai belajar bagaimana cara mengembangkan komponen EV karena pasar sudah berkembang ke arah EV.

Yannes mengakui, memang perlu waktu untuk meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan produk dan komponen EV. Strateginya, bisa belajar dari Jepang atau melakukan research and development ke negara lain.

“Pasar otomotif sudah diramaikan kendaraan listrik. Jadi harus diikuti juga oleh industri pendukungnya seperti industri komponen,” ujar Yannes kepada SUAR di Jakarta (23/9/2025).

Yannes melihat tingginya permintaan kendaraan listrik di Indonesia disebabkan oleh perubahan perilaku konsumen yang sudah menyadari akan pentingnya kendaraan listrik ramah lingkungan dan rendahnya biaya perawatan.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan, penjualan mobil pada Agustus 2025 bertumbuh 13,2% YoY. Ini ditopang oleh pertumbuhan mobil listrik berbasis baterai yang naik 19,3% YoY.

Kencangnya penjualan ini lantaran berbagai insentif pemerintah terhadap kendaraan listrik. Antara lain, diskon tarif pajak pertambahan nilai (PPN), pembebasan pajak penjualan barang mewah (PPnBM), serta pembebasan bea masuk untuk mobil impor completely built up (CBU).

Pemerintah sendiri berencana menghentikan insentif untuk impor mobil CBU per 1 Januari 2026. Sebelumnya, insentif tersebut berupa keringanan bea masuk, PPnBM, dan PPN bagi pabrikan mobil yang memproduksi mobil listrik di dalam negeri dengan rasio 1:1 terhadap jumlah unit yang diimpor. Beberapa pabrikan yang telah memanfaatkan insentif ini antara lain: PT National Assemblers (Citroen, AION, dan Maxus), PT BYD Auto Indonesia, PT Geely Motor Indonesia, PT VinFast Automobile Indonesia, PT Era Industri Otomotif (Xpeng), dan PT Inchcape Indomobil Energi Baru (GWM Ora).

Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong pengembangan industri komponen otomotif serta meningkatkan produksi kendaraan listrik dalam negeri. Tim Riset ekonomi Bank Mandiri memperkirakan penjualan mobil pada tahun 2025 berkisar 780.000 unit.