Di area pelatihan las berbentuk persegi panjang itu, deretan bilik praktik berukuran dua kali dua meter berdiri rapat berhadap-hadapan. Ada 74 bilik. Masing-masing diisi satu sampai dua orang siswa, didampingi seorang instruktur. Suara desis logam dan percikan api muncul dari setiap bilik.
Setiap bilik dilengkapi dengan mesin las, kabel las, elektroda, ground clamp, meja las, palu terak, dan alat-alat lain guna mendukung proses pengelasan. Setiap orang yang hilir-mudik dari dalam bilik memakai welding helmet, sarung tangan las, apron kulit, dan sepatu safety.
Pada bilik pertama, dua buah pelat logam diletakkan mendatar di meja las. Setelah mengenakan helm, Agus mengambil elektroda dan coba menyambungkan dua pelat itu secara mendatar. Kegiatan yang dilakukan Agus ini disebut 1G yakni pengelasan sambungan pelat pada posisi mendatar. Dalam ilmu las, 1G merupakan posisi sekaligus keterampilan mendasar yang harus dikuasai oleh calon juru las.
Agus merupakan salah seorang siswa yang belajar las di Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Kampuh Welding Cikarang. Pria 25 tahun asal Garut itu sudah belajar selama 14 hari. “Saya ambil paket yang 23 hari kerja,” katanya.
Sebelum belajar jadi juru las di Kampuh, Agus berdagang pakaian dan sepatu di Garut. Merasa jenuh, Agus ingin coba menjajal pekerjaan baru. Dia menetapkan pilihan belajar jadi juru las karena dinilai memiliki peluang keterserapan yang lebih besar ketimbang keterampilan lain.
“Di las sektornya banyak, mulai dari manufaktur, bengkel, hingga perkapalan,” ujarnya.

Agus memilih belajar di Kampuh karena sudah mengetahui reputasinya. Berdiri pada 2017, Kampuh Welding Cikarang merupakan cabang dari Kampuh Welding Surabaya yang berdiri dua tahun sebelumnya.
Sampai saat ini, Kampuh Welding Cikarang mengklaim sudah mencetak lebih dari 3000 juru las profesional dengan sertifikat nasional maupun internasional.
Kampuh menawarkan berbagai jenis pelatihan, mulai dari pelatihan keterampilan mendasar seperti 1F, 2F, 3G, 1G, hingga tingkat lanjut seperti 3G, 5G, dan 6G. Begitu juga dengan model pengelasan, seperti SMAW, GMAW, GTAW, FCAW, dan OAW.
Setelah menyelesaikan pelatihannya yang tersisa 9 hari lagi, Agus ingin langsung menerapkan dan menguji keterampilannya yang baru. Dia ingin bekerja lebih dulu di Indonesia. Kelak, Agus berkeinginan dapat bekerja di luar negeri. Sejauh ini, dia ingin bekerja di Jepang, Jerman, atau Korea Selatan. “Gajinya bagus, jauh lebih tinggi ketimbang di Indonesia,” katanya.
Sebagian besar instruktur di Kampuh Welding Cikarang punya pengalaman bekerja di Jepang. Kata Agus, cerita yang dibagikan instruktur selama pelatihan membuatnya semakin yakin untuk berangkat ke Jepang.
Burhan salah satunya. Instruktur asal Banyumas ini sempat bekerja sebagai juru las di galangan kapal di Jepang dari 2008 sampai 2011. Menurutnya, Jepang saat ini membutuhkan banyak tenaga kerja muda karena sedang mengalami aging population. “Jadi peluang terserapnya lebih besar,” ujar pria 39 tahun ini.

According to monthly statistics from Japan's Ministry of Health, Labor and Welfare (MHLW) through the Hello Work network, as of June 2024, there were 71,959 job openings in the manufacturing sector and 71,455 in the construction sector, the two sectors that employ the most welders.
Burhan menyebut Jepang memang menggiurkan dari sisi upah. Dalam pengalamannya, kerja magang dapat diganjar upah sebesar Rp13 juta. “Pekerja tetap itu kalau kotor bisa dapat Rp24 juta. Potong sana-sini bersihnya sekitar Rp18 juta,” katanya. Perbandingan pendapatan bulanan dengan Indonesia, menurutnya, masih jauh.
Dia juga menekankan disiplin dan keselamatan kerja yang ketat di Jepang. Pekerja datang sekitar lima belas menit sebelum jam mulai untuk senam taiso dan briefing, lalu masuk kerja tepat waktu. Di area berisiko, sabuk pengaman dan tanda keselamatan menjadi syarat mutlak, pelanggaran bisa berujung dipulangkan. “Keselamatan nomor satu,” ujarnya.
General Manager of Kampuh Welding Cikarang Repindo Merdeka explained that the training at Kampuh is designed so that graduates have industry-recognized skill standards, especially for those who want to work in Japan.
The main program focuses on mastering the 3G position and FCAW process, with certification of expertise from Nippon KaijiKyokai (NK), a Japanese ship classification society that is an important reference for the international shipping industry.
However, Kampuh Welding Cikarang does not yet have an administrative license to send participants directly to Japan like Kampuh Welding Surabaya. They only act as a provider of skills training and certification, while job distribution is carried out through other institutions.
"We prepare their skills and certificates first so that when opportunities arise, they are ready," Repindo said.
Read also:

Repindo menjelaskan, bagi peserta yang ingin mengikuti program Specified Skilled Worker (SSW) atau memperdalam bahasa Jepang, Kampuh Welding Cikarang akan menggandeng lembaga lain atau merekomendasikan mereka lanjut belajar di Kampuh Welding Surabaya.
Langkah ini dilakukan agar siswa dapat memenuhi seluruh persyaratan keberangkatan kerja ke Jepang, baik dari sisi keterampilan maupun administrasi. Dia menegaskan, disiplin dan kesiapan mental tetap menjadi dasar utama yang ditanamkan sejak awal, agar lulusan Kampuh mampu bersaing di pasar global.
Direktur Kampuh Welding Cikarang Arif Suyanto mengatakan, lembaga yang dia pimpin ini sedang mengurus administrasi untuk dapat menjadi sending organization (SO) atau lembaga resmi yang bertugas secara legal untuk merekrut, melatih, serta mengirimkan dan mendampingi peserta magang atau tenaga kerja ke luar negeri. Kata Arif, langkah ini dilakukan agar Kampuh Cikarang dapat mengikuti jejak Kampung Welding Surabaya.
“Satu-satu ke depan akan kita urus. Pertama SO dulu. Nanti kalau lancar bisa lanjut jadi P3MI,” katanya.
Potensi Beasiswa
Pemerintah tengah menyiapkan skema pembiayaan baru untuk mendukung lembaga pelatihan seperti Kampuh Welding Cikarang dalam mencetak tenaga kerja terampil. Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, mengatakan Presiden berkomitmen menyediakan dua pola pembiayaan bagi calon pekerja migran, yakni pinjaman tanpa bunga dan beasiswa keterampilan.
“Skema ini ditujukan agar biaya pelatihan dan sertifikasi tidak lagi menjadi penghalang bagi pekerja yang ingin menyiapkan diri secara profesional sebelum berangkat ke luar negeri,” katanya saat menjadi pembicara pada acara Suar Roundtable Decision: Kekuatan Ekonomi Pekerja Migran Indonesia, Kamis (18/09/2025).
Read also:
Menurut Cak Imin, sapaan akrabnya, langkah ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah untuk memperbesar porsi pekerja migran terampil. Karena itu, lembaga pelatihan kerja (LPK) dan sekolah kejuruan akan didorong bekerja sama dengan perguruan tinggi dan pusat migran agar proses pelatihan menjadi lebih cepat dan tepat sasaran. Upaya ini juga menjadi bagian dari reformasi kelembagaan di bawah Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) yang kini berfungsi sebagai koordinator pembiayaan, pelatihan, hingga penempatan tenaga kerja.
Dalam konteks itu, Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pekerja Migran telah diluncurkan dengan bunga maksimal enam persen dan plafon pinjaman hingga seratus juta rupiah tanpa agunan. Skema ini diharapkan menekan praktik pinjaman informal berbunga tinggi yang selama ini membebani calon pekerja. Dukungan pembiayaan yang lebih mudah dan cepat, kata Muhaimin, menjadi langkah penting untuk memperluas akses pelatihan keterampilan, termasuk bidang pengelasan yang banyak diminati oleh calon pekerja migran Indonesia.
Menanggapi gagasan ini, Burhan menilai bantuan seperti itu sudah memang seharusnya diberikan pemerintah. Dia mengaku banyak menemui siswa yang gagal berangkat jadi pekerja migran karena tersandung biaya. “Biaya belajar las saja sudah mahal, apalagi kalau mau yang ke luar negeri. Bisa dua sampai tiga kali lipat,” katanya.
Senada dengan Burhan, Agung menilai jika wacana itu direalisasikan, artinya pemerintah turut membuka jalan bagi warga negara yang ingin bekerja di luar negeri. Bagi Agung, kesempatan seperti itu bisa menjadi jalan membawa keterampilan yang dia pelajari ke tingkat yang lebih tinggi.