Industri gim di Indonesia terbilang menjanjikan. Bukan hanya sebagai hiburan, gim kini dilihat sebagai salah satu sektor ekonomi kreatif (ekraf) yang berpotensi besar mendorong pertumbuhan ekonomi digital nasional.
Mengutip laporan The States of Indonesia’s Game Industry White Paper yang dirilis pengembang gim Agate International, Indonesia merupakan salah satu pasar gim dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Ini didorong oleh populasi besar dan penetrasi ponsel yang meluas.
Pada 2024, riset ini mengatakan, potensi nilai pasar industri gim Indonesia diperkirakan mencapai USD 3,66 miliar. Dilihat dari jenis perangkatnya, nilai pasar mobile game – gim yang terpasang dalam perangkat yang bisa dibawa kemana-mana – mencapai USD 316,8 juta.
Adapun nilai pasar console game diperkirakan mencapai USD 128,7 juta. Sedangkan jenis gim downloaded games nilai pasarnya ditaksir mencapai USD 176,7 juta.
Dengan 3,37 miliar unduhan gim pada tahun 2022 dan nilai transaksi mencapai USD 2 miliar, Indonesia kini menempati posisi ketiga terbesar secara global. Hanya, pasar ini didominasi oleh pengembang gim asing, sehingga hanya menyisakan 0,5% dari pasar untuk pengembang gim lokal.
Masih dari riset itu, para pemain gim Indonesia lebih menyukai gim gratis untuk dimainkan. Namun, mereka bersedia mengeluarkan uang jika gim tersebut memberikan nilai.
Dari laporan tersebut, para pengguna gim seluler di Indonesia telah menghabiskan sekitar Rp 5,6 triliun pada pembelian dalam aplikasi, meningkat 15,6% dibandingkan dengan tahun 2022. Rata-rata setiap pemain gim menghabiskan Rp 91.362 per gim.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) yang dipungut dari transaksi lintas-batas terkumpul Rp 16,9 triliun – akumulasi sampai dengan 2023, dan meningkat hingga Rp 26,12 triliun per Januari 2025, Ini menunjukkan infrastruktur pemajakan digital cukup efektif.
Co-founder dan CEO Agate Shieny Aprilia mengatakan, laporan tersebut memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai ekosistem gim Indonesia, sebagai panduan strategis bagi pihak yang ingin memahami lebih dalam mengenai industri Tanah Air.
“Sebagai perusahaan pengembang gim terbesar dengan sumber daya dan kapasitas yang mumpuni, Agate meluncurkan The State of Indonesia’s Game Industry White Paper dengan tujuan untuk memberikan panduan bagi pihak-pihak yang tertarik mengeksplorasi industri gim Indonesia,” ucapnya.
Potensi ini bisa dimanfaatkan untuk Indonesia menjadi target pasar yang terus berkembang dari industri gim global, sehingga Indonesia mampu meraup manfaat ekonomi dari situ.
Shieny bersama dengan Agate memandang peran pemerintah dalam memfasilitasi kolaborasi antara pelaku industri, akademisi, dan pemerintah itu sendiri sebagai sebuah langkah yang penting dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan di sektor gim lokal.
“Dengan adanya regulasi yang mendukung, kami optimistis pengembang lokal dapat berinovasi lebih mudah, meningkatkan kapabilitas serta kualitas gim, dan bersaing di pasar global," ucap Shieny.
Kepala Badan Ekosistem Digital Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Firlie Ganinduto menambahkan, secara global, nilai pasar gim mencapai USD 187,7 miliar di tahun 2024 kemarin dan akan diperkirakan naik lagi di tahun ini. Artinya, peluang ekspor konten digital dalam hal ini adalah gim sangatlah besar dan nyata untuk Indonesia.
"Dengan demand domestik yang besar, peluang ekspor digital yang terbuka, dan payung kebijakan yang sudah tersedia, gim sangat layak jadi subsektor unggulan ekraf, asal ada intervensi tepat pada talenta, pembiayaan, dan regulatory enablers," kata Firlie dihubungi Suar.id, Minggu (28/9/2025).
Industri gim dari sisi kontribusi makro dan devisa negara juga sudah menambah nilai tambah sebanyak Rp 1.414 triliun pada tahun 2023, serta target atau realisasi ekspor yang menanjak di tahun 2024.
"Namun, di pasar domestik sekitar Rp 30 triliun per tahun, porsi yang dinikmati pengembang lokal baru ±2,5%. Artinya, penguatan kapabilitas dan peningkatan local capture masih menjadi agenda bersama agar manfaat ekonominya lebih banyak tinggal di dalam negeri," jelas Firlie.
Firlie menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah berfokus terhadap beberapa hal untuk membantu mengembangkan industri gim Indonesia seperti memfasilitasi dialog rutin antara industri dengan pemerintah, membangun penguatan talenta, hingga membuka jejaring bisnis dan investasi untuk masuk ke pengembang gim Indonesia.
"Pendekatan ini menjaga posisi Kadin sebagai penghubung yang konstruktif, yang membantu pemerintah mencapai tujuan pembangunan ekonomi digital, sekaligus memastikan kepentingan dan daya saing sektor swasta terwakili," ucapnya.
Pemerintah di satu sisi juga telah menyiapkan sejumlah strategi program untuk mempercepat industri gim. Salah satu program yang tercantum dalam peraturan presiden adalah pengembangan sumber daya manusia untuk industri gim nasional dengan membuat pelatihan dan pendampingan sumber daya manusia. Targetnya 3.000 peserta untuk menciptakan 100 purwarupa gim nasional baru setiap tahunnya.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda pun melihat Indonesia bisa menjadi pasar yang potensial untuk mengembangkan gim atau bahkan menjadi pangsa pasar global.
"Sayangnya, potensi tersebut masih dinikmati oleh developer ataupun publisher game luar. Pelaku usaha di industri gim lokal belum mendobrak secara optimal. Seakan kalah dengan pengembangan gim dari luar yang memang sangat ekspansif," ujarnya dihubungi Suar.id, Minggu (28/9/2025).
Peranan komunitas
Kehadiran pemain gim dan juga komunitas memegang peranan penting dalam membantu pengembangan gim di industri lokal. Bahkan, sudah banyak para pemain yang membentuk tim e-sport untuk mengikuti berbagai kejuaraan atau bahkan sekadar bermain bersama.
"Keberlangsungan gim akan terjamin selama komunitas ini tetap berjalan. Bahkan ada fanbase untuk klub e-sport. Nah membentuk komunitas ini yang jadi ganjalan gim lokal kita kalah bersaing," lanjut Huda.
Industri gim daring juga semakin tergerus akibat pengembang global yang berfokus untuk mengembangkan gim tanpa membangun ekosistem yang kuat.
Maka dari itu, Huda menilai tantangan dalam memanfaatkan potensi industri gim di Indonesia adalah menciptakan ekosistem yang kuat. Salah satu cara untuk membangun ekosistem menurutnya adalah dengan kehadiran komunitas pemain gim yang muncul dari "bawah".
"Ekosistem komunitas ini timbul dari bawah. Komunitas gim bola, ya mereka muncul dari rental-rental PS. Game online juga sama muncul dari lapisan paling bawah. Jika tidak ada gerakan komunitas seperti itu, saya rasa sulit mendapatkan pendanaan jumbo," tutupnya.
Diperlukan kolaborasi antarpihak mulai dari komunitas, pelaku usaha, asosiasi, akademisi, hingga pemerintah dalam menciptakan ekosistem gim di Indonesia yang kuat dan sehat. Melalui kolaborasi yang solid, ekosistem gim dapat berkembang lebih pesat di Indonesia sehingga membawanya memiliki daya saing di kancah internasional.