Affan gets crushed, Indonesia worries

Like the waves of the ocean, thousands of Online Ojek convoys escorted Affan Kurniawan to the motherland. Not only Ojol, all levels of society also feel deep sorrow and anger. The discussion of Affan's death in cyberspace even occupies the top position.

Affan gets crushed, Indonesia worries
Iring-iringan pengemudi ojek online mengantarkan jenazah Affan Kurniawan ke TPU Karet Bivak di Jakarta, Jumat (29/8/2025). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz

Like the waves of the ocean, thousands of Online Ojek convoys escorted Affan Kurniawan to the motherland. Not only Ojol, all levels of society also feel deep sorrow and anger. The discussion of Affan's death in cyberspace even occupies the top position.

Affan yang sedang menyeberang setelah mengantar pesanan makanan itu harus kehilangan nyawa karena terlindas mobil kendaraan taktis Brigade Mobil Polri saat menertibkan unjuk rasa di Pejompongan, Jakarta, Kamis (28/8/2025) malam. Kendaraan lapis baja yang beratnya berton-ton itu yang seharusnya melindungi rakyat dari berbagai serangan, malah menabrak dengan kecepatan tinggi dan melindas tubuhnya.

Presiden Prabowo Subianto pun menyampaikan duka cita secara khusus dan prihatin atas adanya tragedi ini, Jumat (29/08/2025)

“Saya sangat prihatin dan sangat sedih terjadi peristiwa ini. Pemerintah akan menjamin kehidupan keluarganya, serta memberikan perhatian khusus, baik orang tuanya, adik-adik, dan kakak-kakaknya.”

Namun demikian, nasi telah menjadi bubur. Affan tak bisa dihidupkan kembali. Affan adalah salah satu generasi emas negeri ini. Pada 18 Juli lalu, ia baru merayakan ulang tahunnya yang ke-21. Saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaannya pada 17 Agustus 2045, seharusnya, Affan sudah berusia 41 tahun dan menikmati kesejahteraan yang lebih baik di ibu pertiwi. Namun, kini, harapan emas itu telah terampas.

Instabilitas politik perberat iklim usaha
Tragedi ini juga menyebabkan banyak aktivitas menjadi terganggu bahkan terhenti. Banyak yang mengurungkan pertemuan, rapat, bahkan bekerja ke kantor, dan memilih bekerja dari rumah. Jalanan yang biasanya di penghujung pekan sangat ramai, menjadi lengang. Harga dari sebuah tragedi yang harus dibayar sangat mahal, bahkan tidak terbayarkan karena menyangkut nyawa manusia.

Personel Brimob memasang prisai di depan Markas Komando Brimob Polda Metro Jaya, Kwitang, Jakarta, Jumat (29/8/2025). ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/nym.

Insiden ini pun kian menyempurnakan tantangan yang dihadapi dunia usaha. Apabila sebelumnya mendapatkan tantangan persaingan global yang kian ketat dan perubahan teknologi yang radikal, kemudian disusul perubahan geopolitik dan geoekonomi, kini, ditambah dengan kian meningkatnya instabilitas politik dalam negeri.

Koffi Anan, mantan Sekjen PBB, menegaskan: “Perdamaian dan stabilitas tidak hanya penting bagi keamanan manusia, tetapi juga menjadi fondasi bagi perkembangan ekonomi.”

“Stabilitas politik sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan investasi, karena ketidakpastian meningkatkan risiko bagi investor dan meningkatkan biaya modal.” (Bank Dunia)

Mengacu pada Indeks Stabilitas Politik Negara-Negara ASEAN (2023), negara dengan indeks tinggi mendorong investasi lebih baik. Singapura dan Brunai Darusalam menempati posisi teratas dan kedua. Indonesia menempati urutan ke-8 dari 10 negara. Malaysia, Kamboja, Vietnam, Thailand berada di posisi lebih atas.

Mengatasi instabilitas, tragedi ini harus segera diusut tuntas. Penegakan hukum yang berkeadilan akan menumbuhkan kepercayaan kembali pada aparat negara dan mencegah anarkisme. Siapa pun yang terlibat dan bersalah di semua lapisan tingkatan, harus mendapat hukuman yang setimpal.

Penegakan hukum yang tajam ke bawah dan tumpul ke atas, atau hanya runcing ke luar, tapi tumpul ke dalam, harus diakhiri.

Akumulasi kekecewaan kolektif kepada para penguasa, baik di eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, pun perlu diurai dan diatasi segera. Banyak penguasa dinilai tidak peka bahkan cenderung arogan terhadap rakyat yang saat ini banyak mengalami kesulitan hidup,

Daron Acemoglu dan James A Robinson dalam bukunya Why Nations Fail (2012) bahkan menegaskan, tidak adanya mekanisme akuntabilitas penyelenggara negara atau partisipasi rakyat, merupakan salah satu indikator yang bisa menyebabkan sebuah negara gagal.

Sebaliknya, negara yang berhasil jika memiliki institusi yang inklusif, yaitu membuka kesempatan luas bagi rakyat untuk berpartisipasi, berinovasi, dan mendapat manfaat dari pertumbuhan ekonomi.

Saatnyalah untuk “menggilas” semua aparatur negara yang tidak berintegritas. Ganti dengan mereka-mereka yang berintegritas dan kesungguhannya melayani dan melindungi rakyat, bukan justru sewenang-wenang menyalahgunakan kuasanya.

Kematian Affan tidak boleh sia-sia. Indonesia harus terus maju dan tumbuh, dan akhirnya dapat menggapai Indonesia Emas. Doa kami semua menyertai pengorbananmu, Affan.