35% of Indonesian Investors Choose to Buy Property Abroad

As many as 35 percent of Indonesian investors chose to buy property abroad in the last three years, why?

Banyak investor Indonesia, dari kalangan profesional muda hingga pengusaha rintisan, mulai melirik properti luar negeri sebagai cara baru untuk mengamankan kekayaan mereka di luar negeri.

Sebanyak 35 persen investor Indonesia memilih membeli properti di luar negeri dalam tiga tahun terakhir, demikian menurut laporan Xavier Marks Indonesia (Xavier Marks).

Presiden Director Xavier Marks Indonesia, Daniel Sunyoto mengatakan berbagai alasan mengemuka terkait fenomena ini salah satunya antara lain peluang yang dinilai lebih stabil.

"Lingkungan ekonomi yang sehat, dan regulasi yang ramah investor asing, serta prospek pertumbuhan capital gain yang didorong oleh pariwisata dan tingginya permintaan," kata dia

Temuan ini menggambarkan kalau investor asal Indonesia selektif strategis dalam menempatkan dananya.

"Mereka tak lagi hanya melihat properti sebagai aset diam, tapi sebagai instrumen dinamis yang bergerak mengikuti arah stabilitas global," kata dia.

Pilihan pun, lanjutnya jatuh pada negara-negara dengan ekosistem investasi yang lebih kondusif, di mana kepastian hukum dan potensi imbal hasil berjalan beriringan.

Menurut CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda, Jepang dan Malaysia kini menjadi magnet baru bagi investor Indonesia.

“Dengan fundamental pasar yang kuat dan stabilitas politik-ekonomi di kedua negara, investor Indonesia kini memiliki akses terhadap peluang investasi internasional yang aman dan menguntungkan,” ujar dia dalam press concerence di Jakarta, Rabu (08/09/2025).

Ali menuturkan alasan Jepang menjadi magnet investor adalah potensi imbal hasil kuat, kemudian aset berharga dengan harga murah

Sedangkan alasan Malaysia menjadi magnet investor adalah infrastruktur digital yang matang.

Malaysia dianggap memiliki infrastruktur yang lebih siap untuk investasi digital, seperti yang diakui oleh perusahaan teknologi Oracle. 

"Negara ini menawarkan kemudahan perizinan dan insentif yang konsisten untuk menarik investor," ujar dia.

Keterangan dari kanan ke kiri CEO Indonesia Property Watch, Tri Ali Tranhanda, Executive President Xavier Marks Tokyo Central Albert Pramono, Executive President Xavier Marks Well Estate Malaysia Stevie Lee, President Director Xavier Marks Indonesia Daniel Sunyoto dalam press conference Kamis (09/10/2025). (Foto: Xaviers Marks Indonesia)

Perluas Pasar Ke Jepang dan Malaysia

Setelah sukses memperluas jaringan di Sydney, Australia, kini Xavier Marks melebarkan sayapnya ke Jepang dan Malaysia.

President Director Xavier Marks Indonesia Daniel Sunyoto menyampaikan ekspansi ini merupakan bagian dari visi jangka panjang perusahaan untuk menghadirkan layanan properti yang terintegrasi secara global. 

“Ekspansi ini adalah wujud komitmen kami untuk menghadirkan layanan real estate berstandar internasional sekaligus membuka peluang investasi lintas negara. Kami bangga membawa semangat dan profesionalisme Indonesia ke pasar global,” ujar dia. 

Melalui ekspansi di Jepang dan Malaysia, pihaknya ingin memberikan rasa percaya dan kenyamanan bagi investor Indonesia yang ingin berinvestasi di luar negeri secara aman, transparan, dan berpotensi tinggi.

Executive President Xavier Marks Tokyo Central Albert Pramono menuturkan pihaknya senang sekali dapat membawa Xavier Marks untuk memasuki pasar properti di Jepang, khususnya di Tokyo Central, dengan fokus pada proyek-proyek house reform di area strategis seperti Asakusa, Tokyo. 

Pasar properti Jepang menunjukkan tren positif dengan kenaikan harga tanah 5–8% per tahun dan rental yield tinggi yang didorong oleh pertumbuhan pariwisata serta permintaan short-term rental seperti Airbnb. Tokyo menawarkan keseimbangan sempurna antara stabilitas, keamanan, dan peluang investasi jangka panjang.

Berdasarkan data Japan Real Estate Institute (Juli 2025), Condominium Price Index di Jepang meningkat 10,47% year-on-year, sementara Global Property Guide (2025) mencatat rental yield rata-rata mencapai 6%, terutama di Tokyo dan Osaka. Pertumbuhan ini turut didorong oleh lonjakan wisatawan internasional sebesar 40% sepanjang paruh pertama 2025(Japan National Tourism Organization, 2025), yang memperkuat permintaan sewa jangka pendek.

Executive President Xavier Marks WellEstate Malaysia Stevie Lee menuturkan Malaysia dipilih karena kedekatan geografis dan budaya dengan Indonesia, serta kebijakan investasi yang sangat ramah investor asing. 

Investor asing dapat memiliki properti dengan status freehold, menikmati pajak properti yang rendah, dan bebas dari pembatasan repatriasi dana. 

“Malaysia menjadi pilihan strategis bagi investor Indonesia karena stabilitas ekonominya, biaya hidup yang kompetitif, serta dukungan kebijakan pemerintah terhadap investasi asing,” ujar dia.

Menurut Knight Frank Malaysia Residential Insights (2025), rental yield di Malaysia berkisar antara 2,9%–7% tergantung lokasi dan jenis properti, dengan area strategis seperti Kuala Lumpur, Johor, dan Penang menawarkan potensi pertumbuhan tertinggi. Kebijakan pemerintah melalui program Malaysia My Second Home (MM2H, 2025) semakin memperkuat posisi Malaysia sebagai destinasi ramah investor di Asia Tenggara.

Read more